Pages

Senin, 17 Desember 2012

Perbandingan Karakter Akademik Negara Maju dan Berkembang


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Negara memiliki kepentingan untuk meningkatkan kualitas pendidikan karena ukuran kualitas suatu negara dapat dilihat dari kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Jika Kualitas SDM nya bagus maka Negara tersebut dianggap bagus dan juga sebaliknya.
Permasalahan Pendidikan Komparatif pada masa ini,adalah memahami interaksi antara pendidikan dan masyarakat atau bangsa,dengan jalan menganalisa tenaga-tenaga sejarah dan factor-faktor konteporer yang membentuk sistem pendidikan suatu bangsa Pendidikan komparatif membahas perbandingan secara ilmiah,juga mempunyai tujuan untuk melihat persamaan dan perbedaan ,kerja sama,pertukaran pelajar antar bangsa dalam menciptakan pedamaian dunia. Pendapat tersebut sebagai usaha menanamkan dan menumbuh-kembangkan rasa saling pengertian dan kerja sama antar bangsa,demi terpeliharanya perdamaian dunia,melalui peroses pendidikan. Pendidikan komparatif juga diperlukan,untuk melihat kemajuan,kualiatas pendidikan di negara maju dibandingkan dengan dengan negara berkembang Pada tahun 1922, Tajab (1994:29) terbentuklah Federasi Asosiasi Internasional (Word Federation of Education Assosiations) yang bertujuan :
1.    Tergalangnya kerjasama dibidang pendidikan
2.    Pengumpulan dan penyebaran informasi tentang pendidikan yang penting-penting,dan
3.    Adanya usaha nyata tentang perdamaian dunia


Yang kami bahas di sini hanyalah pengaruh karakter akademik negara maju dan negara berkembang terhadap pendidikan. Kami akan membandingakan karakter akademik kedua negara tersebut, selain itu kami juga akan melihat karakter akademik apa yang cocok dan sesuai untuk Indonesia agar pendidikan kita lebih baik.

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pentingnya pendidikan komparatif bagi perkembangan dunia pendidikan?
2.    Apakah faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter akademik negara maju?
3.    Apakah faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter akademik negara berkembang?
4.    Bagaimana perbandingan karakter akademik negara maju dan berkembang dan apa saja faktor yang mempengaruhinya?

C.  Tujuan
1.    Mengetahui dan memahami pentingnya pendidikan komparatif.
2.    Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter akademik di negara maju.
3.    Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter akademik di negara berkembang .
4.    Mengetahui dan memahami perbandingan karakter akademik negara maju dan berkembang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.













BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pentingnya Ilmu Perbandingan Pendidikan (Pendidikan Komparatif)
1.    Akademis Ilmiah
Karena studi perbandingan pendidikan telah memiliki kelengkapan studi sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya yaitu mempunyai sasaran (objek) studi yang jelas, mempunyai scope (ruang lingkup)pandangan yang khusus tersendiri dan metoda-metoda studi tertentu. Disamping itu perbandingan pendidikan juga memberikan manfaat dalam mempelajari berbagai teori kependidikan, memperdalam pemahaman tentang seluk beluk pendidikan dan asal usulnya, tentang hungan pendidikan dengan masyarakat, serta tentang sebab dan akibat dari hubungan antara keduanya.
Studi perbandingan pendidikan juga melihat masyarakat sebagai tempat percobaan bagi teori kependidikan yang dikembangkan yang mengandung potensi dasar. Dengan demikian studi perbandingan pendidikan akan memandang pendidikan sebagai fakta yang hidup dalam masyarakat yang mampu membawa perbaikan terhadap masyarakatnya. Pendidikan yang berlangsung dalam masyarakat adalah penjabaran dari konsepsi dan teori kependidikan yang senantiasa berubah dan berkembang sesuai dengan cita masyarakat.
2.    Kultural  (kebudayaan)
Karena manusia dalam hidup bermasyarakat hakekatnya adalah objek dan subjek pembudayaan masyarakatnya sendiri. Alat yang digunakan pembudayaan itu adalah pendidikan. Dengan demikian masyarakat tanpa pendidikan tidak mungkin dapat hidup berbudaya tinggi. Oleh karena itu pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan umat manusia, dan juga menjadi cabang dari disiplin ilmu kebudayaan. Studi perbandingan pendidikan memandang pendidika kecuali memiliki potensi cultural juga mempuyai daya membentuk dan mengolak corak dan isi kebudayaan masyarakat kearah tujuan tertentu sesuai trends (arah) perkembangan hidup yang dicita-citakan.
Oleh karena itu, melalui studi perbandingan pendidikan seseorang akan dapat lebih banyak mengenal dan meresapi cirak, bentuk dan cita-cita kultural masyarakat yang distudi.


3.    Humanistik
Karena studi perbandingan pendidikan lebih menitik beratkan tugasnya pada masalah inter-ralasi (saling hubungan) antara faktor-faktor lingkungan hidup dan pengalaman-pengalaman manusia sebagai anggota masyarakat, serta saling pengaruh mempengaruhinya antara manusia dengan lingkungan sekitarnya dan dengan masyarakatnya. Jadi, faktor manusia menajadi  titik sentral dari pandangan masyarakat terhadap bagaimana dan sejauh mana serta seperti apa pendidikanyang diinginkan guna memperbaiki dan memajukan masyarakatnya sendiri.
4.    Kepuasan Intelektual (akal fikiran)
Karena studi perbandingan pendidikan tidak semata-mata membaca fakta kependidikan dimasyarakat yang sedang berlangsung.akan tetapi, memikirkan atau menganalisa dengan cara-cara logis rasional tentang fakta-fakta itu seperti dengan angka-angka statistic atau berbagai metode analisa. Fakta itu direnungkan melalui akal pikirannya sehingga ia mampu menemukan hubungan antara fakta yang dilihat dengan fakta-fakta kebudayaan yang menjadi latar belakangnya yang mengakibatkat timbulnya kenyataa-kenyataan seperti terlihat dalam system pendidikan distudi.
5.    Keuntungan Operasional
Karena studi perbandingan pendidikan berusah mempelajari problem-problem kependidikan yang ada didalam masyarakat di Negara lain yang dapat dijadikan bahan informasi untuk membantu pemecahan problem-problem pendidikan lebih lanjut dalam system kependidikaan yang ada di Negaranya sendiri. Dalam pemecahan problem itu perbandingan pendidikan memberikan tekanan pada sikap objektiv tidak memihak dalam menginterpretasikan fakta-fakta yang ada sehingga hasil analisannya akan mengandung nilai tinggi bago operasionlisasi (pelaksanaan) system kependidikan yang diharapkan.

B.  Faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter akademik negara maju
Perbedaan yang terjadi antara Negara maju dan berkembang dilihat dari aspek seperti budaya, letak geografis, sosial, hubungan internasional, sejarah, politik dan ekonomi. Terutama perbedaan tentang ilmu pengatahuan dan perkembangan teknologi yang menjadikan salah satu faktor penting yang  membedakan negara maju dan negara berkembang. Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negara-negara maju, secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan IPTEK. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.
          Finlandia merupakan salah satu Negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Finlandia menggunakan filsafat pendidikan yang menyatakan setiap orang memiliki sesuatu untuk disumbangkan dan mereka yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu semestinya tidak ditinggalkan. Suatu taktik yang diterapkan dalam hampir setiap mata pelajar adalah pengerahan guru bantu yang ditugasi untuk membantu murid yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu. Meski demikian, siswa ditempatkan dalam ruang kelas yang sama, tanpa memandang kemampuan mereka dalam pelajaran tersebut.
Menteri Pendidikan Finlandia Henna Virkkunen bangga akan catatan prestasi negaranya, tapi sasaran berikut yang dia hendak capai adalah menyasar para murid paling cemerlang. Menurut OECD, anak-anak Finlandia memiliki jam belajar paling pendek di jajaran negara maju. Ini mencerminkansisi penting lain bagi pendidikan Finlandia. Persekolahan tingkat dasar dan menengah digabung, sehingga murid tidak perlu berganti sekolah pada usia 13. Dengan cara ini, mereka terhindar dari masa peralihan yang bisa menganggu dari satu sekolah ke sekolah lain.
Anak-anak di Finlandia baru mulai menjalani sekolah utama pada usia tujuh tahun. Gagasan bahwa sebelum itu mereka belajar paling efektif ketika bermain dan menjelang mereka akhirnya bersekolah mereka juga bersemangat untuk mulai belajar.
Para orang tua Finlandia jelas memiliki andil atas prestasi sekolah yang mengesankan. Ada budaya membaca di kalangan anak-anak di rumah dan keluarga harus mengadakan kontak berkala dengan guru anak mereka. Mengajar adalah karir prestisius di Finlandia. Guru sangat dihargai dan standar pengajaran tinggi.
Keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia tampaknya juga ditunjang budaya. Anak-anak belajar dalam suasana yang santai dan informal. Finlandia mencatat arus imigrasi kecil. Jadi, ketika murid mulai belajar di sekolah, sebagian besar adalah penutur asli bahasa Finlandia dan ini menyisihkan hambatan yang sering dihadapi oleh masyarakat lain.
Keberhasilan sistem ini ditopang gagasan bahwa less can be more atau sedikit bisa jadi lebih banyak. Ada penekanan untuk menjadikan sekolah yang santai, dan bebas dari resep-resep politik. Kombinasi, menurut keyakinan orang Finlandia, berarti bahwa tidak ada anak yang tertinggal.
Sedangkan di Negara Jepang  pada umumnya metode pembelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah di Jepang adalah kombinasi dari :
1.    Penjelasan dari dan tanya jawab dari guru.
2.    Diskusi antar murid.
3.    Eksplorasi oleh murid sendiri dengan mengunakan alat pembelajaran.
Diawal biasanya murid memberikan penjelasan sebagai pengantar, kemudian murid melakukan diskusi sesame mereka dan mengeksplorasi menggunakan alat pembelajaranseperti multimedia, laboraturium, dll. Sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhan. Hasil diskusi dan eksplorasi tersebut lalu dipresentasikan di depan kelas dengan bimbingan guru.
Nilai hasil belajar tinggi yang mereka peroleh di kelas akan menjadi mubazir apabila mereka tidak bisa menerjemahkan dalam lingkungan social mereka sehari-hari. Oleh sebab itu atas kerja sama dengan pemerintah, sekolah dan dengan berbagai perusahaan serta lembaga setempat, anak-anak sekolah dengan waktu tertentu dilibatkan dalam proses produksi suatu usaha atau layanan jasa. Melalui keterlibatan tersebut, siswa di minta untuk melakukan observasi dan terbuka dengan berbagai pertanyaan kritis. Hasil penelitian itu selanjutnya akan mereka catat dan presentasikan sebagai kesimpulan dari proses hasil belajar.
Menurut William K. Cummings, Jepang berasil merombak masyarakat melalui pendidikan melalui beberapa factor lain :
a.    Perhatian pada pendidikan datang dari berbagai macam pihak.
b.    Sekolah Jepang tidak mahal.
c.    Tidak ada diskriminasi terhadap sekolah.
d.   Kurikulum sekolah Jepang sangat berat.
e.    Sekolah sebagai unit pendidikan.
f.     Guru terjamin tidak akan kehilangan jabatan.
g.    Guru Jepang penuh dedikasi.
h.    Guru Jepang merasa wajib memberi pendidikan “manusia seutuhnya”.
i.      Guru Jepang bersikap adil.
Menurut Danasasmita ada beberapa karakteristik yang mendorong bangsa Jepang maju. Ini dibuktikan dengan beberapa ucapan :
1)   Arigatoo (terima kasih). Orang Jepang menghargai jasa orang lain.
2)   Otsukaresamadeshita (maaf, anda telah bersusah payah). Orang Jepang menghargaihasil pekerjaan orang lain.
3)   Ganbatte kudasai (berusahalah!). perlunya setiap orang harus berusaha.
4)   Semangat bushido (semangat kesatria). Orang Jepang punya semangat yang tidak pernah luntur, tahan banting, dan tidak mau menyerah.
Yang paling penting, pendidikan tidak hanya proses belajar-mengajar saja, tetapi proses penyadaran untuk menjadikan manusia seutuhnya. Bukan hanya menjadikan manusia sebagai produk keluaran dari sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan adalah sebuah sarana untuk menjadikan manusia sebagai “manusia yang sadar diri” dalam sebuah generasi, yaitu manusia yang mengerti apa yang seharusnya dilakukan atau tidak, apa yang baik atau jelek serta mengetahui mana yang hak atau kewajiban. Melahirkan manusia yang seperti ini adalah hakikat dari sebuah pendidikan.

C.  Faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter akademik negara berkembang
Terdapat perbedaan mendasar antara negara maju dan berkembang, pada umumnya perbedaan tersebut dikaitkan dengan faktor peradaban manusia seperti social, budaya, ekonomi, sejarah, politik, hubungan internasional, dan letak geografis. Meskipun demikian faktor-faktor tersebut tidak mampu menjelaskan secara signifikan perbedaan mendasar dari kedua negara tersebut. Perbedaan mendasar yang sangat penting digarisbawahi adalah dalam hal infra struktur ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu menciptakan perbedaan level sosial dan ekonomi diantara kedua negara maju dan berkembang. Permasalahan non-kependidikan seperti masalah kebudayaan dan politik, ekonomi yang berkembang di negara yang bersangkutan juga dijadikan butir-butir yang dipertimbangkan dalam pembahasan pendidikan komparatif, karena permasalahan-permasalahan tersebut banyak mempengaruhi perkembangan sistem pendidikan dalam suatu negara. Di Perancis misalnya, terdapat Bureu International d’ Education yang anggota-anggotanya terdiri dari para menteri pendidikan negara-negara di dunia, yang menerbitkan artikel dalam bahasa Perancis dan Inggris tentang permasalahan di berbagai negara.
Meskipun setiap negara yang sedang berkembang memiliki perbedaan antar negara dan klasifikasinya, namun sebagian besar memiliki tujuan yang sama. Tujuan mereka diantaranya adalah :
1.    Memerangi Kemiskinan
2.    Mengurangi Ketidak merataan
3.    Mengurangi Pengangguran
4.    Memenuhi Standar minimum pendidikan, kesehatan, perumahan dan makanan bagi masyarakat
5.    Memperluas kesempatan di bidang ekonomi dan sosial serta menempa persatuan bangsa
Selain tersebut di atas terdapat pula kesamaan masalah yang dihadapi tetapi dengan kadar yang berbeda-beda yaitu:
a.    Kemiskinan yang kronis dan meluas
b.    Tingkat pengangguran yang tinggi dan cenderung meningkat terus
c.    ketidakmerataan distribusi pendapatan yang semakin melebar
d.   Rendahnya tingkat produktivitas di sektor pertanian
e.    Kesempatan ekonomi antara desa dan kota
f.     Kurangnya pelayanan kesehatan dan pendidikan
g.    Memburuknya neraca pembayaran dan hutang luar negeri
h.    meningkatnya ketergantungan teknologi terhadap luar negeri
i.      Lemahnya kelembagaan dan sistem penilaian
Tinjauan tentang perbedaan struktur ekonomi dunia ketiga terdapat tujuh komponen utama perbedaan diantara negara sedang berkembang :
1)   Ukuran Negara (Geografis, Penduduk dan pendapatan)
Luasnya suatu negara, penduduk serta tingkat pendapatanperkapita merupakan determinan potensi ekonomi yang penting dan faktor yang membedakan antar negara sedang berkembang. Diantara 143 negara berkembang anggota PBB, 104 negara diantaranya berpenduduk kurang dari 15 juta jiwa dan 75 negara berpenduduk kurang dari 5 juta jiwa. Negara besar yang padat penduduknya hidup berdampingan dengan negara kecil yang berpenduduk sedikit, negara dengan wilayah yang luas biasanya memiliki keuntungan dari tersedianya macam-macam sumber daya, potensi pasar yang luas dan kurang bergantung kepada produk dan bahan baku dari luar, tetapi meski demikian timbul permasalahan dari pengawasan administratif kesatuan nasional dan ketidak sinambungan regional dimana ketidakmerataan pendapatan nasional menjadi persoalan. Sehingga tidak menjamin bahwa negara dengan luas wilayah yang besar akan menciptakan pendapatan yang besar bagi masyarakatnya misalnya saja India dengan penduduk sekira 140 juta jiwa ternyata tingkat pendapatan perkapita pertahun sebesar $265 US, sedangkan Singapura dengan penduduk sekira 2,6 juta jiwa berpendapatan perkapita pertahun mencapai $5.900US (data tahun 1993)

2)   Evolusi Sejarah
Kebanyakan negara Asia dan Afrika pernah dijajah oleh negara Eropa seperti Inggris, Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Portugal dan Spanyol. Struktur Perekonomian, pendidikan dan lembaga sosial negara tersebut dibentuk oleh bekas negara penjajah. Sehingga setiap negara yang pernah dijajah oleh negara yang berbeda-beda akan memiliki kebudayaan, pembentukan kelembagaan dan sosial yang berbeda-beda pula. Seperti India yang dijajah oleh Inggris, Philipina yang dijajah Spanyol dan Amerika, Vietnam dijajah oleh Perancis dan Indonesia yang dijajah oleh Belanda.
3)   Sumberdaya manusia dan fisik
Potensi pertumbuhan ekonoi suatu negara sebagian besar dipengaruhi oleh sumberdaya fisik (tanah, mineral, dan bahan mentah lainnya) serta sumber daya manusia (baik jumlah maupun tingkat pendidikan). Sumber daya manusia tidak terbatas pada jumlah dan pendidikannya saja tetapi juga meliputi pandangan kebudayaan mereka, sikap terhadap pekerjaan dan keinginan untuk memperbaiki diri. selanjutnya tingkat kecakapan administratif seringkali menentukan kemampuan sektor pemerintah dalam mengubah struktur produksi dalam waktu yang tepat. Disini seseorang akan terlibat dengan masalah rumitnya hubungan antar kebudayaan, tradisi, agama, kesukuan dan pemecahan atau penyatuan suku. Jadi, bentuk sifat sumberdaya manusia dalam suatu negara merupakan determinan struktur ekonomi yang penting.
4)   Kepentingan relatif sektor pemerintahan dan swasta
Sebagian besar negara berkembang menganut sistem ekonomi campuran, yaitu sektor pemerintah dan swasta ikut campur dalam menggunakan sumber daya. Pembagian antar dua sektor tersebut masing-masing secara relatif umumnya ditentukan oleh situasi historis dan politis.
Besarnya pemilikan oleh pihak asing disektor swasta merupakan variabel yang penting untuk menentukan perbedaan diantara negara negara berkembang, Sektor swasta besar yang dimiliki oleh pihak asing biasanya mendorong timbulnya masalah serta kesempatan politis dan ekonomis yang ditemui. Misalnya negara Afrika yang seringkali mengalami kekurangan sumber daya manusia terdidik cenderung lebih menitik beratkan aktivitas sektor pemerintahan dan perusahaan negara berdasarkan asumsi bahwa kekurangan sumber daya terdidik dapat diatasi dengan koordinasi daripada melalui pemecahan administratif dan kewirausahaan.


5)   Sifat struktur industri
Sebagian besar negara berkembang merupakan negara agraris, pertanian baik untuk keperluan konsumsi sendiri maupun komersial, merupakan aktivitas ekonomi utama ditinjau dari sudut distribusi penggunaan angkatan kerja maupun ditinjau daru proporsi sumbangan dalam GNP (pendapatan perkapita).
Peranan sektor manufaktur dan jasa diantara negara berkembang juga memperlihatkan perbedaan yang besar. Walaupun terdapat persamaan masalah namun strategi pembangunan di negara berkembang berbeda-beda, tergantung kepada sifat alam, struktur dan tingkat saling ketergantungan antara sektor primer (pertanian, kehutanan, perikanan), sektor industri sekunder (umumnya bidang manufaktur) dan sektor industri tersier (perdagangan, keuangan, transportasi dan jasa).
6)   Tingkat ketergantungan terhadap ekonomi luar negeri dan kekuasaan politik
Ketergantungan Terhadap Luar negeri; Ekonomi, Politik dan Kebudayaan
Bagi negara berkembang, ketergantungan tersebut sangat tinggi tingkatnya, bahkan beberapa kasus menyentuh pada hampir semua tingkat kehidupan. Kebanyakan negara kecil sangat tergantung pada perdagangan luar negeri dengan negara maju. Hampir semua negara kecil tergantung pada impor teknologi produksi yang umumnya tidak cocok dengan kondisi negara tersebut.
Walaupun tingkat ketergantungan ekonomi sangat tinggi, yakni dalam bentuk transfer barang dan teknologi, namun ada juga keuntungannya yaitu berupa transmisi kelembagaan (umumnya sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan), nilai-nilai, pola konsumsi, serta sikap hidup, bekerja dan bersikap diri. 
7)   Pembagian kekuasaan, kelembagaan dan politik luar negeri
Konstelasi kepentingan dan kekuasaan diantara berbagai kelompok masyarakat dikebanyakan negara berkembang lahir sebagai akibat sejarah politik ekonomi dan sosial yang berbeda satu dengan lainnya. Tanpa memandang pembagian kekuasaan diantara angkatan bersenjata, kaum industrialis, dan tuan tanah Amerika Latin, kaum politisi dan pejabat tinggi pemerintahan di Afrika, para raja minyak dan mogul-mogul keuangan di Timur Tengah, rentenir dan industrialis Asia yang kaya, kebanyakan negara berkembang secara langsung atau tidak langsung diperintah oleh segelintir elit dibandingkan dengan apa yang terjadi dinegara maju.
Oleh karena itu, setiap perubahan ekonomi dan sosial memerlukan dukungan dari kelompok elit, baik melalui persuasi meupun paksaan dan jika perlu menyingkirkan mereka dengan kekuatan. Jalan manapun yang ditempuh, pembangunan ekonomi dan sosial tidak mungkin dilakukan tanpa mengubah lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi suatu negara (misalnya sistem sewa tanah, struktur pendidikan, hubungan pasar tenaga kerja, undang-undang hak milik, pembagian dan pengawasan harta keuangan dan fisik, undang-undang perpajakan dan warisan dan peraturan perkreditan).
Semua bidang kehidupan, baik ekonomi, politik, kebudayaan, mupun nilai-nilai yang mendasari sistem kehidupan masyarakat, dengan dampak teknologi modern yang memasuki bidang-bidang kehidupan manusia, dapat merubah sikap dan pandangan hidup tradisional ke arah pandangan hidup yang dinamis rasional, sehingga nilai-nilai yang selama ini menjadi pegangan, akan menjadi longgar bahkan cenderung untuk ditinggalkan sama sekali. Dengan kata lain, dengan menggunakan sistem kependidikan yang direncanakan dengan baik, proses pengembangan kebudayaan masyarakat akan berjalan ke arah tujuan yang ditetapkan secara konsisten. Faktor-faktor pengganggu yang timbul dari problema-problema non-kependidikan (ekonomi, politik, keamanan, dan kebudayaan) akan lebih mudah ditanggulangi melalui mekanisme dalam sistem itu sendiri.
Mengingat pengaruh kebudayaan suatu bangsa dapat mewarnai pola dan sistem kependidikannya, maka nampaklah bahwa dalam sistem operasional kependidikan di negara masing-masing, arah dan tujuannya ditonjolkan. Bagi negara yang beraliran liberalisme, maka sistem kependidikannya mengarah pada sistem kehidupan yang liberalistis pula. Sebaliknya di negara sosialisme, sistem operasionlnya mengarah dimana pendidikan sosialisasi lebih diutamakan daripada individualisasi. Contohnya, di negara Belanda, sekolah-sekolah Belanda semua jenjangnya merupakan sekolah umum (public school) atau sukarela (voluntary school). Sekolah umu diselenggarakan oleh negara, atau sebagaimana yang terjadi pada umumnya, diselenggarakan oleh kota madya. Sekolah sukarela diselenggarakan oleh yayasan atau pihak gereja. Karena menerapkan sistem yang diatur oleh negara, tidak ada satu sekolah pun yang diselenggarakan oleh personil swasta. Akan berbeda lagi dengan India, komitmen India untuk menyebarluaskan pengetahuan dan kebebasan berpikir di kalangan penduduk direfleksikan dalam kebijakan atau undang-undang the Directive Principles. Pada pasal 45 dinyatakan bahwa negara berupaya untuk menyediakan pendidikan wajib secara gratis selama sepuluh tahun, dan bagi anak-anak hingga mereka mencapai usia 14 tahun.
Di semua negara apabila kita teliti secara cermat, maka akan didapati adanya problema pokok yang terkait dengan sistem dan pola kependidikan nasionlanya masing-masing dalam lima permasalahan dasar. Serupa dengan identifikasi dari Phillips H. Coombs yang ia sebut sebagai “Lima Faktor Krisis Pendidikan” (Ali Imron: 2008) :
a)    Pertambahan anak usia sekolah yang mengakibatkan banyaknya anak yang tidak dapat tertampung di sekolah.
b)   Produk (hasil) atau output pendidikan di sekolah tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat, terutama yang sedang membangun dimana dari sekolah itulah diharapkan tenaga-tenaga ahli yang terampil untuk memacu proses pembangunan yang sedang dijalankan.
c)    Kurangnya sumber biaya atau dana, adalah merupakan faktor yang sungguh memberatkan pihak pengelola sekolah.
d)   Kurangnya effektivitas dan efisiensi kerja.
e)    Kurang jelasnya tujuan kependidikan dirumuskan menjadi arah atau kompas proses kependidikan di sekolah atau di luar sekolah (pendidikan non-formal).

D.  Perbandingan karakter akademik negara maju dan berkembang
Tentang latar belakang yang secara objektif mempengaruhi pendidikan komparatif, ada beberapa ahli kebudayaan yang mengemukakan pendapatnya antara lain Frederich Harbison dan Charles A. Myers dalam bukunya berjudul “Education, Manpower and Economic Growth, Strategis of Human Resource Development”. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain:
1.    FAKTOR HISTORIS
Menurut Harbison dan Myers, faktor sejarah pertumbuhan masyarakat ditentukan oleh 3 hal yang saling berkaitan yaitu pendidikan, kemampuan manusia dan pertumbuhan ekonomi. Atas dasar pandangan diatas, Harbison dan Myers membagi negara-negara di dunia ini menjadi 4 tingkat pertumbuhan sebagai berikut:
a.    Negara yang belum berkembang (Under Developed countries). Negara yang tergolong dalam kategori ini adalah negara-negara Saudi Arabia, Ethiopia, Sudan, dan Afganistan (Sebelum ditemukan sumber minyak di Arab seperti terdapat di Saudi Arabia yang saat ini termasuk negara yang ekonominya kuat, meskipun pendidikan dan kemampuan manusianya masih belum tinggi). Juga Afganistan, dan Ethiopia yang dilanda perang saudara akibat ekspansi politik militer komunis Rusia yang ingin mendominasi negara-negara tersebut. Namun dibanding dengan beberapa negara lainnya di Afrika Tengah dan Barat Daya, ketiga negara yang disebut oleh Harbison dan Myers diatas, lebih maju dari dugaan semua.
b.    Negara-negara yang sebagian bidang kehidupannya telah mengalami   kemajuan (The partially Developed countries), seerti Libya, Tunisia, Libanon (sebelum dilanda perang saudara yang dahsyat), Pakistan, dan Irak. Negara-negara tersebut dianggap oleh Harbison dan Myers sebagai negara yang sedang mulai menginjak tahap kemajuan dalam bidang tertentu. Kemudian di masa sekarang, tidak menutup kemungkinan negara-negara tersebut akan mengalami kemajuan lebih lanjut berkat pendidikan yang makin maju.
c.    Negara-negara yang sedang mengalami setengah maju, yaitu negara-negara yang telah memastikan diri di dalam proses kemajuan yang rational lebih besar dari negara-negara yang tersebut pada no.2 di atas, sebagai contoh negara India, Mesir, Yugoslavia, dsb.
d.   Negara-negara yang telah mengalami kemajuan yaitu negara-negara yang telah memasuki tingkat kemajuan yang besar seperti Uni Soviet, Perancis, Inggris, Denmark, AS, dsb.
Ukuran yang digunakan oleh Harbison dan Myers terhadap pengklasifikasian negara tersebut di atas didasarkan atas 3 faktor : pendidikan, kemampuan manusia dan pertumbuhan ekonomi, dibandingkan secara relatif dengan negara-negara lain.

Sedang Bronfenmajer menganggap bahwa pertumbuhan secara historis negara-negara di dunia ini cukup diklasifikasikan ke dalam 2 macam saja, yaitu:
1)   Negara yang telah maju, dan
2)   Negara tradisional; yaitu negara yang sedang megalami proses menuju kemajuan.
Pendapat Bronfenmajer tersebut didasarkan pada pandangan bahwa masyarakat yang maju telah sampai pada tingkat yang tinggi dimana terdapat landasan sistem khusus yang fundamental. Sedangkan pada negara0negara yang menginjak periode transisi, masyarakatnya sedang berjalan di dalam proses kemajuan atau sedang berada dalam masa transisi yang sedang terjadi perubahan-perubahan struktural dan kultural menuju ke arah modernisasi masyarakt yang masih terbelakang dengan sasaran menuju menuju kemajuan.

Dalam negara-negara tersebut terdapat hakekat poko yang bersumber sejarah di belakang kemajuan atau keterbelakangannya. Negara-negara yang telah maju pada mulanya juga mengalami masa transisi melalui tahap-tahap pembangunan dari waktu ke waktu berdasarkan ilmu dan teknologi seperti di negara-negara Eropa Barat, ilmu dan teknologi dikembangkan melalui penelitian-penelitian dan observasi ilmiah dan teknologis.
2.    FAKTOR GEOGRAFIS
Tuntutan hidup akibat pengaruh faktor geografis ini mempengaruhi pula sistem kependidikan yang diperlukan di negara-negara yang bersangkutan. Pengaruh tersebut terlihat dari 2 aspek, yaitu:
a.    Aspek Klimatologis atau iklim.
Dari aspek klimatologis nampaklah pengaruh terhadap beberapa sistem operasional kependidikan yang berhubungan dengan batas-batas usia masuk sekolah bagi anak-anak serta bentuk bangunan pergedungan sekolah serta fasilitas yang diperlukan.
Nicholas Hans membedakan adanya 3 kelompok negara yang berbeda iklimnya yaitu Pertama, negara-negara belahan bumi bagian utara yang beriklim dingin (Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swiss). Kedua, negara-negara sekitar Laut Tengah yang beriklim sedang (Prancis, Yunani, Italia, Spanyol), dan Ketiga; negara-negara yang terletak di Khatulistiwa (garis ekuator) atau yang berdekatan dengannya yang beriklim panas.
b.    Aspek lingkungan alam dan sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya.
Pengaruh lingkungan alam juga menyebabkan berbeda-bedanya alat pelajaran atau alat-alat praktikum. Sehingga sistem managemen dan pembiayaannya pun tidak sama antara satu macam lingkungan dengan lingkungan lainnya an sebagainya. Faktor lingkungan ini nampak sekali pengaruhnya terhadap sistem kependidikan di suatu negara, misalnya di Australia dan Amerika Serikat dengan lingkungan geografisnya yang berbeda, maka sistem pengelolaan pengajaran dan keuangannya pun tak sama. Di Australia sistem pengelolaan pendidikan adalah sentralistis dan desentralis mengingat wilayahnya yang seluas Eropa, memerlukan pengelolaan yang sentralis untuk pemerataan pendidikan di kalangan penduduk pedesaan. Sedang di Amerika, berwilayah lebih luas lagi dengan berbagai ragam iklim beserta beraneka ragam suku bangsa yang membentuk bangsa Amerika, ada yang berasal dari Daratan eropa, Inggris, Amerika Latin, Asia, dan Afrika serta suku Indian, Negro, dan sebagainya menuntut pengelolaan secara desentralisasi.
3.    FAKTOR KEHIDUPAN EKONOMI
Menurut Nicholas Hans ada dua faktor yang saling berkaitan yaitu faktor goegrafis dan ekonomis. Disuatu negara salah satunya paling berpengaruh terhadap sistem pendidikan sedang yang lain kurang besar pengaruhnya terhadap sistem pendidikan. Misalnya, di Denmark, Filandia, Norwegia, dan Swiss faktor geografis lebih kentara pengaruhnya terhadap sistem pendidikan di negara-negara Inggris dan Uni-Soviet, faktor ekonomis lebih menyolok pengaruhnya terhadap sistem pendidikan.
Kita hanya membatasi tinjauan pengaruh ekonomi terhadap sistem pengelolaan kependidikan dilihat dari dua segi yaitu:
a.    Pembangunan bidang ekonomi.
b.    Teori ekonomi pemangunan
Pembangunan dibidang ekonomi merupakan refleksi dari kombinasi antara sumber kemampuan manusia, alam sekitar dan sisitem kemasyarakatan serta kebudayaannya.
Kombinasi dari tiga sumber tersebut sangat bertumpu pada faktor geografis di mana proses kehidupan sehari-hari manusia berada di dalam lingkupnya. Misal di Amerika serikat pembangunan  dibidang ekonomi dimasing-masing negara bagian yang berjumlah 50 buah tidak mempunyai taraf yang sama oleh karena ketiga sumber kekuatan sumber kekuatan tersebut tidak sama antara satu yang satu dengan lain negara bagian.
Akibatnya tingkat kemampuan anggaran pembiayaan kependidikan berbeda antara mereka. Dari kemampuan ekonomis yang berbeda itu menimbulkan kebijaksanaan pengelolaan sistem kependidikan di 50 negara bagian.
Dilihat dari proses kehidupan manusia sebelum timbulnya revolusi industri pada abad 18 kehidupan manusia bertumpu pada ekonomi pertanian yang dilakukan secara tradisional tanpa menggunakan mesin. Jadi sisitem kependidikan di negara agraris diciptakan untuk mendukung pelaksaan program kependidikan pertanian, karena ekonomi pertanian merupakan tulang punggung masyarakat.
Akan tetapi setelah muncul revolusi industri pada abad 18 maka orientasi kehidupan manusia berubah kepada orientasi kehidupan ekonomi industri di kota-kota yang ditandai berkembangnya mesin-mesin tenaga uap yang makin disempurnakan berdasakan penemuan-penemuan baru dibidang ilmu dan teknologi.
Orang tidak bekerja diladang menggarap tanah secara tradisional tetapi mulai mencari efisiensi ekonomis dengan sedikit menggunakan tenaga dan biaya untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Maka timbulah gaya kehidupan baru yang memanfaatkan dan mengekploitasikan tenaga mesin untuk kepentingan perkembangan hidup dalam segala bidang.
Di lain pihak di negara yang telah maju teknologinya membentuk sistem kependidikan yang mampu mendukung dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang telah ada agar lebih maju lagi, sedang dilain pihak , di negara yang sedang berkembang membentuk pula sistem kependidikannya agar mampu mengarahkan dan mengembangkan generasi mudanya untuk mempelajari industri-industri dan teknologis dari negara majhu supaya negara maju tidak ketinggalan dari proses perkambangan modern dalam bidang ilmu dan teknologi.
Oleh karena itu tuntutan hidup manusia telah berubah dari kebutuhan taraf hidup agraris ke taraf hidup industrial teknologis, maka program kependidikan yang diperlukan juga mengalami perubahan dalam sistem dan metodenya.
Teori ekonomi yang dijadikan pedoman pembangunan ekonomi masyarakat di negara-negara di dunia ini dapat dibagi menjadi 3 macam kategori yaitu;
1.    Teori ekonomi liberal yang menimbulkan sistem kapitalis, yang pada prinsip kecuali memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk berusaha sesuai dengan hak asasi nya, juga usaha dibidang ekonomi dan perdagangan itu terlepas dari campur tangan pemerintah masing-masing.
2.    Teori ekonomi sosialis yang mengajarkan bahwa secara ekonomi masayarakat hidup dengan sistem ekonomi komunal, tidak ada hak perorangan dan tidak ada kebebasan berusaha. Manusia hidup dalam pola sama rasa sama rata. Semua sektor ekonomi berada di tangan pemerintah dalam kekuasaan partai komunis.
3.    Negara-negara non-blok yaitu negara-negara yang memegangi sistem ekonomi yang didasarkan atas pandangan hidupnya sendiri, tidak menganut sistem-sistem ekonomi di negara blok barat dan timur. Mereka membangun dirinya sendiri dengan landasan dan kekuatan dari sistem atau struktur ekonomi yang dianggap sesuai dengan kepribadiannya.
4.    POLITIK NEGARA
Di dalam sistem kependidikan, politik negara adalah merupakan kompas yang dijadikan pedoman dalam langkah-langkah pengelolaannya.oleh karena itu program-program kependidikan di lembaga-lembaga kependidikan harus dikelola menjadi pusat-pusat pendidikan generasi muda yang mampu meneruskan perjuangan politik bangsa dalam mencapai cita-cita akhir yang telah diputuskan oleh politik negaranya.
Sisetm kependidikan sebagai sarana mencapai cita-cita negara menurut Plato dan Aristoleles “adalah merupakan bagian dari keputusan-keputasan pemerintah” yang di negara komunis secara mutlak diputuskan oleh pemerintah diktator komunis seperti di Rusia, di Yugoslavia, RRC, dan sebagainya.
Berbeda dengan di negara demokrasi liberal yang diberikan kebebasan menyelenggarakan sistem kependidikan sesuai cita-citanya, sepanjang tidak bertentangan undang-undang yang berlaku. Hanya kelemahannya dimasyarakat demokratis liberal itu antara lain orang tidak dapat menikmati hasil kependidikan yang sama mutu kemampuannya karena tidak adanya standar kurikulum yang seragam bagi semua lembaga kependidikan.
Jelasnya di negara-negara demokrasi liberal seperti di negara-negara Eropa Barat masyarakat diberi kebebasan berpolitik yang luas termasuk kebebasan berpolitik pendidikan. Di negara-negara totaliter komunis seperti negara Eropa Timur, rakyat tidak memperoleh kebebasan berpolitik pendidikan apalagi kebebasan berpolitik kenegaraan.
5.    FAKTOR KEHIDUPAN AGAMA
Agama yang dipeluk oleh rakyat suatu negara menduduki tempat penting dalam sistem kehidupan masyarakat. Tidak ada satu masyarakatpun dimuka bumi ini yang sama sekali terlepas dari kehidupan agama, betapa kecilpun  pengaruh itu.
Sebaliknya agama yang dipeluk oleh rakyat masing-masing negara tidak sama perannya dalam mempengaruhi sistem kehidupan masyarakatnya. Perbedaan peranan ini disebabkan oleh perbedaan peranan yang diberikan oleh politik negara yang bersangkutan. Sehingga nampak jelas ruang lingkup kehidupan beragama masyarakat dalam konstelasi kehidupan berpolitik dari bangsa yang bersangkutan. Bilamana politik negara memberikan kebebasan kepada rakyatnya untuk memeluk dan menyiarkan agama, maka berarti agama ikut berperan dalam pembinaan bangsa. Peranan demikian diintegrasikan ke dalam sektor kehidupan masyarakat melalui sistem pendidikan. Akan tetapi bila sebaliknya, rakyat tidak diberi kebebasan untuk memeluk agama dan mendakwahkannya, maka agama tidak diberi kesempatan untuk berperan pada semua sektor kehidupan masyarakat.
Mengingat peranan dan pengaruh agama dalam kehidupan masyarakat disuatu negara maka dikaitkan dengan sistem kependidikan yang dikembangkan dalam suatu masyarakat, dapat dibedakan dampaknya dalam 3 kategori sebagai berikut :
a.    Negara yang menindas kehidupan beragama secara mutlak menguasai sistem kependidikan.
b.    Sekelompok negara yang memberikan kebebasan agama, dalam negara-negara tersebut sekolah agama diberi kebebasan berkembang tanpa campur tangan pemerintah, disamping sekolah-sekolah pemerintah.
c.    Sekelompok negara mengelola sistem kependidikan atas dasar kerjasama antara pihak pemerintah dengan organisasi keagamaan.
6.    FAKTOR KESUKUAN
Pengaruh kesukuan dibeberapa Negara terhadap system pendidikan menyebabkan timbulnya pemisahan dan perpecahan kehidupan masyarakata atau bangsa kedalam golongan-golongan  yang saling berkonfrontasi antara yang satu dengan yang lain.
Dibeberapa Negara seperti Amerika Serikat perbedaan warna kulit menyebabkan pemisahan system pendidikan yang dapat menimbulkan sentiment rasialis. Keadaan demikian Nampak nyata sekali di daerah bagian selatan wilayah Amerika Serikat dimana kelompok rasial berkulit hitam dipandang rendah derajatnya karena secara historis, golongan ini berasal mula sebagai budak dari Afrika yang dibawa oleh golongan kulit putih ke daerah-daerah pertanian di selatan.
Tidak hanya karena faktor historis golongan kulit hitam dipandang rendah derajatnya, tapi karena faktor cultural dan antropologis-biologis mereka dipandang tidak mampu untuk berkehidupan seperti bangsa kulit putih, lebih beradab atau lebih cerdas otaknya.
7.    TINGKAT KEMAJUAN PERADABAN
Setiap Negara atau bangsa di dunia memiliki kemampuan yang berbeda dalam membangun dirinya sendiri untuk mencapai tingkat kemajuan [peradaban bangsa itu sendiri. Ada tiga faktor utama yang menjadi dasar kemajuan itu, yaitu:
1)   Kemampuan manusia sendiri
Manusia dalam pembangunan menrupakan faktor strategis dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan bangsa. Dengan tingkat kemampuan ilmiah dan teknologinya manusia mampu memanfaatkan dan mengelola kekayaan lingkungan hidupnya, maka dari itu suatu negara yang memiliki penduduk banyak  berarti memiliki sumber daya yang besar untuk pembangunan bila sumber daya itu memiliki kemampuan dan kreativitas tinggi dan sebaliknya.
2)   Tingkat kependidikan
Tingkat pendidikan berarti tingkat ilmu dan kemampuan serta kehidupan mental manusia sebagai hasil proses kependidikan telah sampai pada ukuran yang diperlukan bagi pengembangan hidup masyarakat pada taraf tertentu. Tinggi rendahnya tergantung pada harapan masyarakat itu sendiri, oleh karena itu, manusia sebagai anggota masyarakat memerlukan system kependidikan yang mampu merealisasikan harapan atau cita-cita masyarakat dalam perjuangan mencapai tingkat hidup di segala bidang.
3)   Pertumbuhan system kelembagaan masyarakat
Antara kemampuan manusia dan system kelembagaan masyarakat saling mempengaruhi. System kelembagaan pada masyarakat modern merupakan wahana yang diperlukan untuk membangun masyarakat oleh karena itu, system ini harus memiliki mekanisme kerja yang dapat mengambangkan kemampuan manusia dalam masyarakat. System kelembagaan tersebut mencakup semua sector kegiatan kehidupan masyarakat.









               








BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pendidikan komparatif sebagai ilmu dalam dunia pendidikan pada khususnya dan dunia ilmu pengetahuan pada umunya mempunyai kedudukan penting. Tidak saja orang-orang yang bekerja dalam dunia kependidikan yang dapat memetik manfaat ilmu pendidikan komparatif, akan tetapi juga mereka yang mempunyai minat dan profesi dalam bidang-bidang ilmu sosial (social sciences) seperti para ahli sosiologi, ahli kebudayaan, dan ahli sosial politik dan sebagainya. Khusu bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia kependidikan, studi pendidikan komparatif dapat memberikan berbagai bentuk manfaat, diantarannya adalah kemanfaatan dalam segi akademis ilmiah, kultural (kebudayaan), humanistis, kepuasan intelektual (akal fikiran), dan keuntungan operasional.
Satu faktor yang sangat penting untuk dicatat adalah bahwa semua bangsa manapun di dunia modern saat ini selalu mendambakan pendidikan sebagai sarana pembudayaan mereka yang harus berwatak lentur (fleksibel) terhadap perkembangan kemajuan zamannya. Suatu bangsa tanpa pendidikan adalah bangsa yang tidak dinamis bahkan dapat dikatakan sebagai bangsa yang tidak mampu mengembangkan dirinya sendiri atau tidak mampu menolong dirinya sendiri, terutama bila dikaitkan dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju teknologinya.
Faktor pendidikan suatu bangsa, tidak lepas dari faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya. Selain mempengaruhi latar belakang sistem kependidikan, faktor-faktor tersebut dapat menjadi pembeda yang cukup nyata antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang.faktor tersebut antara lain seperti, faktor historis, geografis, faktor kehidupan ekonomi, politik negara, kehiupan agama, faktor kesukuan, dan tingkat kemajuan peradabannya. Untuk mencapai kualitas yang tinggi dalam hidup dan kehidupan itu, satu-satunya jalan ialah peningkatan mutu dan kedayagunaan serta hasil guna kependidikan. Itulah sebabnya, sitem dan pola pendidikan nasional masing-masing negara juga harus lentur terhadap tuntutan kurikulum dan metode kependidikannya, beserta pendidik-pendidik harus peka dan tanggap terhadap aspirasi dari tuntutan kemajuan itu.


B.  Saran
Untuk melakukan suatu pendidikan komparatif, dimana akan membandingkan sistem pendidikan yang berlaku pada suatu bangsa, diperlukan penguasaan pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal berikut:
1.      Mengetahui tentang sistem kependidikan dan pengajaran dari negara yang dipelajari.
2.      Mengetahui tentang pemikiran (konsep) dan teori kependidikan yang diamalkan serta diterapkan dalam masyarakat dinegara yang dipelajari.
3.      Mengetahui tentang sejarah pendidikan dari negara yang di pelajari, namun tidak terlalu terpaku pada soal ini, melainkan menjadikan sejarah pendidikan itu sekedar untuk mendapatkan penjelasan mengenai problema-problema kependidikannya.
4.      Memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan menyeluruh tentang segala hal yang ada hubungannya dengan kehidupan masyarakat yang dipelajari.
5.      Mempunyai kemampuan menghubungkan antara sebab dan akibat serta faktor-faktor kebudayaan yang ada di balik problema-problema yang nampak dalam sistem kependidikan dan pengajaran yang ada.














DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Rachman. 2003. Internasionalisasi Pendidika: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat. Yogyakarta: Gama Media.
http://anan-nur.blogspot.com/2011/02/pendidikan-di-negara-berkembang.html   (diakses pada tanggal 3 Oktober 2011 pukul 11:06)
http://kritisfrombali.blogspot.com/2011/08/karakter-akademik-kajian-budaya.html  (diakses pada tanggal 3 Oktober 2011 pukul 10:58)
http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html  (diakses pada tanggal 3 Oktober 2011 pukul 10:40)
http://mustafatope.wordpress.com/2011/08/02/urgensi-pendidikan-karakter/  (diakses pada tanggal 3 Oktober 2011 pukul 10:38)
Imron, Ali. 2008. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia: Proses, Produk, dan Masa Depannya. Jakarta: Bumi Aksara.

0 komentar:

Posting Komentar