Pages

Minggu, 16 Desember 2012

Hasil Observasi KOPMA UNY



BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Jenis dan Prinsip Koperasi
Model koperasi telah diterapkan pada hampir semua bentuk organisasi usaha. Setiap koperasi dapa digolongkan ke dalam suatu jenis atau kelompok koperasi. Penjenisan atau pengelompokkan ini secar terus menerus berubah untuk menyesuaikan diri dengan bentuk-bentuk baru dari koperasi yang sedang berkembang. Secara umum empat jenis kelompok tersebut, yaitu (Tim Co-op Basic Training KOPMA UNY) :
1.      Koperasi Pemasaran atau Produsen.
Koperasi pemasaran atau produsen bertujuan untuk membantu distribusi hasil produksi pertanian atau hasil produksi lainnya. Jenis koperasi ini dapat pula melaksanakan kegiatan prosesing atau memperhalus hasil produksi sebelum dipasarkan oleh koperasi.
2.      Koperasi Pelayanan atau Barang/Konsumen. Koperasi pelayanan juga lebih dikenal sebagai koperasi konsumen, koperasi eceran atau pembeli. Tujuan umumnya adalah memberikan pelayanan berbagai macam barang kepada anggota. Modal tradisional dari koperasi konsumen ialah menjual barang-barang kepada anggotanya dengan harga pasar dan memberikan kepada anggota pembagian SHU sesuai jasa/transaksinya pada setiap akhir tahun buku. Model lain dari jenis koperasi konsumen, dikenal sebagai ‘koperasi biaya langsung’ dengan menggunakan cara ‘membayar ongkos pelayanan’, dimana anggota menyatakan kesanggupan untuk membayar semua atau sebagian biaya operasional dari ongkos pelayanan setiap minggu serta membeli barang-barang di toko dengan harga pokok atau sedikit di atas harga pokok.
3.      Koperasi Keuangan. Dalam koperasi keuangan, anggota mengumpulkan simpanannya sehingga mereka dapat memberikan pelayanan pinjaman uang atau pelayanan lain dengan harga yang layak atau murah. Contohnya pada koperasi simpan pinjam credit union atau koperasi kredit.
4.      Koperasi Jasa. Istilah koperasi jasa pada umumnya mengacu pada koperasi-koperasi yang menawarkan kepada anggotanya berbagai fasilitas atau jasa dalam bidang budaya atau sosial yang belum tersedia.
Sedangkan prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman bagi koperasi-koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktek. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Keanggotaan secara sukarela dan terbuka.
2.      Pengawasan demokratis oleh anggota.
3.      Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi.
4.      Otonomi dan kemandirian (independensi).
5.      Pendidikan, pelatihan, dan penerangan.
6.      Kerjasama antar koperasi.
7.      Kepedulian terhadap masyarakat.

B.     Pengertian Penjualan
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Menurut Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.

C.     Hubungan Promosi Dengan Penjualan
Dalam kegiatan pemasaran yang sangat kompleks dan saling berkaitan yang satu dengan yang lainnya, seperti promosi dan penjualan hendaknya dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu laba. Promosi berfungsi untuk meningkatkan volume penjualan juga sebagai strategi untuk menjangkau pembeli untuk melakukan pertukaran. Sedangkan penjualan adalah pemindahan barang dan jasa yang dilakukan oleh penjual. Pada umumnya perusahaan yang ingin mempercepat proses peningkatan volume penjualan akan melakukan untuk mengadakan kegiatan promosi melalui iklan, personal selling, dan publisitas.
Apabila volume penjualan dirasakan cukup besar sesuai dengan yang diinginkan serta cukup mantap, maka umumnya perusahaan menurunkan kegiatan promosi atau sekedar mempertahankannya. Meskipun demikian seringkali perusahaan dalam menurunkan kegiatan promosi diikuti pula oleh penurunan penjualan. Hal ini disebabkan oleh karena beberapa kemungkinan, misalnya penurunan promosi tersebut perlu ditinjau kembali. Peninjauan tentang keputusan promosi tersebut hendaknya dilakukan dalam skop yang luas, dengan demikian penyajian penetapan kebijakan promosi yang kurang tepat dapat dihindarkan (Ridwan Iskandar Sudayat, SE).

D.     Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan
Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: (Swastha dan Irawan, 1990).
1.      Kondisi dan Kemampuan Penjual.
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:
a.       Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
b.      Harga produk.
c.       Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.

2.       Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu di perhatikan adalah:
a. Jems pasarnya
b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembelian
e. Keinginan dan kebutuhan
3.      Modal
Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu. (Ridwan Iskandar Sudayat, SE).
4.       Kondisi Organisasi Perusahaan.
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan.
5.       Faktor lain.
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan. Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa "paling penting membuat barang yang baik". Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun, sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainnya.

E.     Strategi Penjualan
Yang dimaksud dengan strategi penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui penjualan tatap muka.

F.     Tujuan Penjualan
Umumnya tujuan penjualan dinyatakan dalam volume penjualan. Tujuan ini dapat dipecah berdasarkan penentuan apakah volume penjualan yang ingin dicapai itu berdasarkan per wilayah operasi atau per salesperson di dalam suatu wilayah operasi. Tujuan operasi juga biasanya dinyatakan dalam target gross margin, tingkat pengeluaran maksimum, atau pencapaian tujuan tertentu seperti merebut pelanggan pesaing.
Masalah-masalah yang harus diatasi dalam strategi penjualan adalah :
·         Apakah penekanan diutamakan pada mempertahankan pelanggan saat ini atau menambah pelanggan yang ada.
·         Keputusan tersebut ditentukan oleh lamanya wiraniaga berurusan dengan pelanggan, pertumbuhan status industri, kekuatan dan kelemahan perusahaan, kekuatan pesaing, dan tujuan pemasaran (khususnys dalam menambah pelanggan).
·         Meningkatkan produktivitas wiraniaga. Pemanfaatan biaya tinggi (untuk meningkatkan motivasi), kemajuan teknologi (telemarketing, teleconferencing, cybermarketing, dan penjualan terkomputerisasi), dan teknik penjualan inovatif (seperti prensentasi dengan video) banyak menguntungkan pemasar dalam hal memproduktifkan sumber-sumber armada penjualnya.
·         Siapa yang harus dihubungi bila berurusan dengan pelanggan organisasi. Hal ini menjadi masalah karena eksekutif yang berbeda dari pelanggan organisasi memiliki pengaruh masingmasing pada setiap tahap pada proses pembelian (consideration, acceptance, selection, dan evaluation). Untuk mengatasinya, penyusun strategi penjualan perlu mengetahui dan menentukan kapan dan siapa yang harus berhubungan dengan pelanggan organisasi, serta menganalisis situasi untuk menentukan siapa orang kunci yang harus dihubungi di pelanggan organisasi.
Besarnya armada penjual yang efektif. Ada dua metode yang digunakan untuk menentukannya, yaitu :
Ø  Jumlah wiraniaga harus ditambah jika laba penjualan dari wiraniaga baru itu lebih besar atau sama dengan pengeluaran untuk salespeople yang bersangkutan.
Ø  Banyaknya wiraniaga harus ditentukan berdasarkan beban kerja.
·         Metode kontak wiraniaga dengan pembeli :
ü  Penjual individual dengan pembeli individual,
ü  Penjual individual dengan kelompok pembeli
ü  Tim penjual dengan kelompok pembeli,
ü  Conference selling,
ü  Seminar selling.
·         Jenis penjual yang digunakan :
ü  Company salesforce, yaitu karyawan penuh atau karyawan paruh waktu (part-time) yang digaji perusahaan.
ü  Contractual salesforce, yaitu organisasi atau individu yang dibayar berdasarkan transaksi penjualan yang dilakukannya, misalnya sales agent, broker. Industrial agent, dan lain-lain.
·         Struktur armada penjual :
ü  Territorial-structured salesforce, yaitu setiap wiraniaga yang ditugaskan di wilayah-wilayah tersendiri yang eksklusif dan menjual semua lini produk perusahaan.
ü  Product-structured salesforce, yaitu setiap wiraniaga yang masing-masing membawahi satu lini produk perusahaan.
ü  Market-structured salesforce, yaitu setiap wiraniaga dispesialisasikan berdasarkan lini pelanggan atau industri.
ü  Complex-structured salesforce, yaitu menggabungkan ketiga jenis struktur armada penjual di atas.




















BAB III
PEMBAHASAN LAPORAN

A.    KOPMA UNY
1.      Azaz dan Latar Belakang KOPMA UNY
a.       Azaz Kebutuhan. Segala usaha dan pengembangan harus bertitik tolak pada kebutuhan enggota dan kebutuhan masa depan KOPMA UNY serta kebutuhan mahasiswa dan lingkungan daerah kerja pada umumnya.
b.      Azaz Partisipasi. Segala usaha dan pengembangan harus menjadi prestasi bersama yang terwujud dari partisipasi aktif anggota dan penyelenggara seluruh kelengkapan organisasi yang dijiwai semangat kewirakoprerasian.
c.       Azaz Keselarasan. Segala usaha dan pengembangan harus berkeselarasan antara kepentingan masyarakat luas dan anggota juga keselarasan antara pengembangan sumber daya anggota dan usaha.
d.      AzazKemandirian dan Solidaritas. Segala usaha dan kegiatan harus bertumpu pada kemandirian koperasi yang berswakarsa, berswadaya, dan berswasembada, disamping itu berinisiatif menciptakan usaha sesama koperasi dalam upaya membangun jaringan kerja sama.
e.       Azaz Adil dan Merata. Segala usaha dan kegiatan dalam rangka pengembangan KOPMA UNY harus dinikmati oleh anggota KOPMA UNY dan masyarakat umumnya.
Berdasarkan keseluruhan azaz-azaz tersebut, KOPMA UNY mampu mengembangkan berbagai jenis-jenis usaha dalam lingkup perkoperasian. Adapun ruang lingkup manajamen KOPMA UNY meliputi: mini market KOPMA UNY, food court UNY, Garden Cafe, dan Simpan Pinjam. Sedangkan pada bagian mini market KOPMA UNY, sudah banyak tersedia jasa-jasa layanan bagi anggota maupun non-anggota KOPMA, seperti Jasa Paket Barang, Jasa Perkreditan, Foto copy, dll.


2.      Visi dan Misi KOPMA UNY
a.         Agen Pembangunan. Sebagai satu kesatuan KOPMA UNY bersama seluruh anggotanya diharapkan dapat menjadi salah satu agen pembangunan, panduan dan pelopor pembangunan di setiap wilayah kerja koperasi.
b.         Koperasi Kader. Sebagai satu kesatuan KOPMA UNY bersama seluruh anggotanya adalah kader koperasi yang tangguh dan profesional sebagai manusia Indonesia yang berkualitas dan membawa dinamika bagi gerakan koperasi Indonesia.
c.         Koperasi Kewirausahaan. Sebagai satu kesatuan KOPMA UNY bersama anggotanya adlah kader kewirausahaan yang mana mampu menciptakan, membuat dan memanfaatkan setiap peluang dengan menekankan pada nilai, ideologi serta prinsip koperasi.
d.        Laboraturium Pengembangan. Sebagai satu kesatuan KOPMA UNY adalah laboraturium untuk mengembangkan segala potensi produktif yang ada pada setiap anggota KOPMA UNY, dengan memanfaatkan segala kesempatan yang ada.
e.         Sosialisasi Peran. Sebagai bagian dari organisasi kemahasiswaan KOMA UNY senantiasa berupaya meningkatkan peran dan citra UNY.
3.      Manajemen KOPMA UNY
Manajemen diperlukan untuk:
a.         Untuk mencapai tujuan organisasi
b.         Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
c.         Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

Dalam memanajemen KOPMA UNY, ada beberapa bidang yang bekerja menangani bagian-bagian khusus pada KOPMA, tugas masing-masing bidang antara lain sebagai berikut:
a.       Ketua Umum. Sebagai penyelenggara sekaligus pelaksana fungsi manajemen organisasi KOPMA secara keseluruhan dan penanggungjawab semua aktivitas kegiatan organisasi baik ke dalam maupun ke luar lembaga.
b.      Bidang Keorganisasian. Sebagai penanggungjawab sekaligus pelaksana fungsi administrasi dan kerumahtanggaan KOPMA UNY secara keseluruhan.
c.       Bidang Personalia. Sebagai penyelenggara sekaligus pelaksana fungsi-fungsi manajemen personalia KOPMA UNY secara keseluruhan divisi.
d.      Bidang Keuangan. Sebagai penyelenggara sekaligus pelaksana fungsi-fungsi manajemen keuangan, penanggungjawab penggalian dan penggunaan dana organisasi.
e.       Bidang Usaha. Sebagai penyelenggara sekaligus pelaksana fungsi-fungsi manajemen usaha organisasi secara keseluruhan agar tercapai keberhasilan organisasi.
f.       Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota. Sebagai pemegang kewenangan dan kebijakan terhadap hal yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya anggota.

B.     Definisi Sistem Informasi Manajemen
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.
Manajeman Sistem Informasi digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Adapun pengertian Manajemen informasi adalah pengelolaan data dimana didalamnya mencakup proses mencari, menyusun, mengklasifikasikan, serta menyajikan berbagai data yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan perusahaan sehingga dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen. Sedangkan Sistem adalah suatu cara yg ditetapkan sebelumnya utk menjalankan suatu aktivitas atau seperangkat  aktivitas yg biasanya dilakukan secara berulangkali. Manajemen Sistem Informasi adalah sebuah sistem yang menyangkut metoda dan upaya terorganisasi dalam melakukan fungsi pengumpulan data (baik data-dataa dari dalam dan luar perusahaan) serta dengan  menggunakan komputer data-data yang telah dikumpulkan tadi diproses untuk menghasilkan dan  menyajikan informasi yang terkini, akurat dan cepat bagi para pengambil keputusan  manajemen. Ada pula yang mengatakan bahwa Manajemen Sistem Informasi  adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Definisi sebuah Manajemen Sistem Informasi, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.

C.    Sistem Informasi Penjualan
a.      Sistem Informasi Penjualan
            Secara harfiah terdiri dari dua kata yakni sistem dan informasi. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Fitzgerald, 1981 dalam situs http://yanazmi.blogspot.com/2009/05/pengertian-sistem-informasi.html). Sistem juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau sub sistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tetentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan (Edhy Sutanta, 2003: 4). Karakteristik dari sebuah sistem antara lain sebagai berikut (Edhy Sutanta, 2003):
1.      Mempunyai komponen (components)
2.      Mempunyai batas (boundary)
3.      Mempunyai lingkungan (environments)
4.      Mempunyai penghubung atau antar muka (interface) antar komponen
5.      Mempunyai masukan (input)
6.      Mempunyai pengolahan (processing)
7.      Mempunyai keluaran (output)
8.      Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goal)
9.      Mempunyai kendali (control)
10.  Mempunyai umpan balik (feedback)
Sedangkan informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung orerasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan (McLeod, 2001 dalam situs http://12puby.blogspot.com/2012/01/sistem-informasi-penjualan.html). Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang paling penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga, maupun secara tidak langsung pada saat mendatang (Edhy Sutanta, 2003). Contohnya, daftar pegawai berdasarkan departemen, daftar pegawai berdasarkan golongan, rekapitulasi transaksi pembelian pada akhir bulan, rekapitulasi transaksi penjualan pada akhir bulan, dan lain sebagainya merupakan bentuk informasi. Adapun fungsi dari informasi adalah sebagai berikut:
a.       Menambah pengetahuan
b.      Mengurangi ketidakpastian
c.       Mengurangi resiko kegagalan
d.      Mengurangi keanekaragaman atau variasi yang tidak diperlukan yang menentukan pencapaian sasaran dan tujuan.
Ada 4 operasi dasar dari sistem informasi yaitu mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi. Informasi mungkin dikumpulkan dari lingkungan dalam atau luar dan memungkinkan didistribusikan ke dalam atau ke luar organisasi. Contohnya dalam sebuah sistem informasi penjualan adalah sebagai berikut:
1.        Pengumpulan Data : Transaksi dan faktur penjualan, transaksi pemesanan.
2.        Pengolahan : Hitung total penjualan faktur, hitung rekapitulasi penjualan perhari/perminggu, /perbulan, /pertahun, rugi/laba penjualan.
3.        Penyimpanan : Data penjualan, konsumen, supplier
4.        Distribusi : Pelanggan, manajer penjualan dan pimpinan

b.      Penjualan dan Manajemen Penjualan
Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi barang atau jasa baik secara kredit atau jasa untuk mendapatkan sumberdaya lainnya seperti kas atau janji untuk membayar (piutang) penjualan. Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran, karena pada bagian ini ada penetapan harga, diadakan perundingan dan perjanjian serah terima barang, maupun perjanjian cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan. Manajemen penjualan adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program kontak tatap muka yang dirancang untuk mencapai tujuan penjualan tersebut (Dauglas J. Dalrymple dalam Manajemen Penjualan). Manejemen penjualan juga dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan pengawasan penjualan tatap muka, termasuk penarikan, pemilihan, perlengakapan, penugasan, penetuan rute, supervisi, pembayaran, dan pemotivasian sebgaia tugas yang diberikan pada para tenaga penjualan (American Marketing Association). Bagian lain dari tugas manajer penjualan adalah berkaitan dengan pengorganisasian kegiatan penjualan, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Selain itu, menggunakan dan berpartisipasi dalam mempersiapkan informasi untuk mengambil keputusan pemasaran, seperti penentuan anggaran, kuota, dan daerah penjualan, serta berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang produk, saluran pemasaran, dan politik distribusi, promosi, serta penetapan harga.

c.       Organisasi dan Sistem Informasi
Organisasi dan sistem informasi saling mempengaruhi. Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar memberi informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Sistem informasi tidak bisa sukses merancang sistem baru atau memahami sistem yang sudah ada tanpa memahami organisasi. Para manajer perlu memutuskan sistem apa yang akan dibangun, apa yang akan dikerjakan, bagaimana diimplementasikan, dan seterusnya (Kenneth & Jane, 2005). Peranan sistem informasi dalam organisasi dapat dijabarkan sebagai berikut (Alter, 1992):
1)      Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas-tugas.
2)      Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendalian dalam sebuah sub sistem.
3)      Mengkoordinasikan subsistem-subsistem.
4)      Mengintegrasikan subsistem-subsistem.
Sistem Informasi Penjualan diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi pemasaran, misalnya berupa ringkasan penjualan (Abdul Kadir, 2003: 98). Program-program pemasaran pada umumnya dirancang oleh para eksekutif pemasaran senior, dan program itu meliputi empat komponen utama dari marketing mix: produk untuk dijual, penetapan harga, saluran distribusi, dan promosi.

D.     Sistem Informasi Penjualan di Koperasi Mahasiswa UNY
Terdapat banyak macam contoh yang selalu berkaitan dengan sistem informasi penjualan seperti yang terdapat di Pasar-pasar tradisional, Supermaket, Alfamart, Indomart, dan Koperasi-Koperasi yang berorientasikan pada jual-beli suatu barang sebut saja KOPMA (Koperasi Mahasiswa) termasuk KOPMA UNY. Pada KOPMA sendiri terdapat sistem informasi penjualan baik secara tunai maupun kredit, dengan tujuan agar memberikan penjualan yang menguntungkan bagi pemakai dengan menyediakan akses yang mudah untuk memperoleh data penjualan yang sangat dibutuhkan sehingga dalam dapat merencanakan program penjualan saat ini dan strategi pemasaran dikemudian hari serta dapat mempercepat pelayanan penjualan itu sendiri. Implemantasi manajemen informasi penjualan di KOPMA yang berdasarkan Business Requirement antara lain : penjualan barang, pendataan kasir, pendataan barang, pendataan anggota (member), laporan barang, dan laporan penjualan. Sedangkan yang berdasarkan Businnes Value adalah semakin cepat pelayanan, maka kepuasan anggota menjadi lebih tinggi, dan penjualan barang menjadi mudah dikontrol sehingga resiko kehilangan keuntungan dan barang dapat diminimalisir.
Alur penjualan di KOPMA seperti pada Flow Chart yaitu dimulai dari :
Konsumen        memilih barang         membayar diasir                   kasir menerima    
membuat pita register kas       rekap penjualan        disetorkan ke kasir pusat             dibuat laporan keuangan.
Sedangkan skema pembelian barang dari supplier dan skema penjualan barang kepada       konsumen:
Selain itu ada pula beberapa komponen yang telibat dalam manajemen sistem informasi penjualan KOPMA UNY, antara lain:
a.         Karyawan (kasir, kasir pusat, bagian administrasi dan pembukuan, bagian laporan keuangan dan perpajakan)
b.         Dokumen
·      Pita Register : data penjualan per konsumen
·      Rekap Pita Register Kas (RPRK) : rekap penjualan per shift (sistem dan manual)
·      Bukti Kas Masuk (BKS) : bukti penerimaan kas oleh kasir pusat
c.         Catatan
·      Buku Catatan Omset : oleh kasir, informasi rekap omset per shift/hari/bulan
·      Buku Kas (divisi+konsolidasi) : informasi mutasi kas (divisi+konsolidasi)
·      Jurnal
·      Buku besar : informasi mutasi dan per saldo akun
·      Laporan Keuangan : informasi hasil kinerja KOPMA UNY dan  posisi keuangan
            Dalam sistem informasi penjualannya sendiri KOPMA UNY telah memakai dan menerapkan beberapa sistem, diantaranya :
a.         SID (Sistem Informasi Data)
Menyajikam informasi mengenai pendataan barang (pembelian, retur, penjualan, dan stock barang).
b.         SIA (Sistem Informasi Akuntan)
Menyajikan informasi dalam bentuk jurnal, data posting dan data laporan keuangan.
c.         SIK (Sistem Informasi Keuangan)
Menyajikan informasi mengenai point anggota yang bersangkutan (konsumen) dari aktivitas belanja yang dilakukan.
            Terkadang suatu sistem dalam bentuk apapun sering sekali mengalami kerusakan atau hambatan dan keterbatasan dalam menjalankan sistem tersebut, seperti halnya: adanya gangguan pada sistem komputerisasi sehingga menghambat pelayanan, ada lagi human eror yang salah dalam hal menginput sebuah data sehingga data yang disajikan tidak vaild, selain itu adanya virus juga dapat merusak sebuah bahkan semua data dan terlebih parahnya adanya kecurangan oleh karyawan yang bisa mungkin terjadi. Oleh karena itu KOPMA UNY berusaha  mengatasi hal tersebut dengan melakukan main tenance pada sistem secara berkala, selalu memberikan pelatihan dan kontrol terhadap kinerja karyawan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan, selalu menyediakan arsip data yang dibuat dalam bentuk manual dan sistem serta membackup semua data, dan juga menerapkan sistem pengendalian intern secara maksimal.




BAB IV
KESIMPULAN

Sistem informasi penjualan di KOPMA (Koperasi Mahasiswa) UNY yaitu suatu pembuatan pernyataan penjualan KOPMA. Sedangkan dalam pelaksaan kegiatan penjualannya sendiri akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan pembuatan faktur dan mengadakan pencatatan penjualan yang berlaku.
            Pada KOPMA sendiri terdapat sistem informasi penjualan baik secara tunai maupun kredit, dengan tujuan agar memberikan penjualan yang menguntungkan bagi pemakai dengan menyediakan akses yang mudah untuk memperoleh data penjualan yang sangat dibutuhkan sehingga dalam dapat merencanakan program penjualan saat ini dan strategi pemasaran dikemudian hari serta dapat mempercepat pelayanan penjualan itu sendiri.
Implemantasi manajemen informasi penjualan di KOPMA berdasarkan a. Business Requirement antara lain : penjualan barang, pendataan kasir, pendataan barang, pendataan anggota (member), laporan barang, dan laporan penjualan.
b. Businnes Value adalah semakin cepat pelayanan, maka kepuasan anggota menjadi lebih tinggi, dan penjualan barang menjadi mudah dikontrol sehingga resiko kehilangan keuntungan dan barang dapat diminimalisir.


0 komentar:

Posting Komentar