Pages

Rabu, 02 Januari 2013

Teori Warna



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Selama ini wana seolah hanyalah sebuah bagian partikel dari suatu teori. Namun tahukah anda bahwa selama ini warna sangatlah bisa untuk membantu desain pengembangan belajar. Warna memiliki karakteristik yang baik untuk membantu dalam proses pekembangan belajar mengajar. Contoh saja warna merah menggambarkan rangsangan suatu emosi yang ada dalam jiwa
. Karakteristik warna perlu dijadikan pertimbangan dalam aplikasi warna agar mencapai tujuan yang diinginkan oleh seniman atau pendesain. Di sini kita juga bisa menmgetahui bahwa warna mempunyai pengelompokkan. Penglompokkan tersendiri baik berdasakan kejadiannya ataupun bedasakan penggabungannya. Warna sangatlah mampu untuk mempengaruhi suatu emosi dan kepribadian seseorang. Warna-warna juga memiliki efek psikologis. Kemampuan warna menciptakan impresi mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Efeknya berpengaruh terhadap pikiran, emosi, tubuh, dan keseimbangan. Itulah yang akan kita pelajari dalam bab ini. Kita pun nantinya akan mengetahui bagaimana cara untuk mengaplikasikan teori dalam desain pengembangan pembelajaran. Warna mampu dikombinasikan satu sama lain. Tapi pada dasarnya warna mempunyai karakter atau sifat yang berbeda-beda. Penggunaan warna telah dimanfaatkan secara luas dalam bidang industri dan desain .
Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana cara yang baik untuk memanfaatkan aplikasi warna dalam desain pembelajaran serta karakteristik warna yang cocok .

A.    Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian warna?
2.    Bagaimana karakteristik warna?
3.    Bagaimana pengelompokan warna?
4.    Bagaimana psikologi warna?
5.    Bagaimana aplikasi warna tertsebut?


B.     Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui pengertian warna
2.    Mengetahui karakteristik warna
3.    Mengetahui pengelompokkan warna
4.    Mengetahui psikologi warna
5.    Mengetahui aplikasi warna










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Warna
·      Teori Sir Isaac Newton
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih).
·      Menurut Albert H. Munsell
Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda.
·      Menurut Henry Dreyfuss
Warna menurut ilmu Bahan, Adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna. warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dan mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas.
·      Menurut J. Linschoten dan Drs. Mansyur
Warna menurut psikologis, Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.
·      Menurut Arniti Kusmiati dan Pramudji Suptandar
Warna adalah mutu cahaya yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan atau mata kita. Warna merupakan unsur penting dalam desain, karena dengan warna, suatu karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih (added value) dari utilitas karya tersebut. Keindahan sebuah warna tidak akan ada artinya apabila hadir sendiri tanpa kehadiran warna-warna lain disekitarnya. Karena warna-warna tersebut akan saling mempengaruhi
·      Menurut Mita Purbasari
Warna merupakan suatu alat komunikasi efektif untuk mengungkapkan pesan, ide atau gagasan tanpa menggunakan tulisan atau bahasa. Pengertian tentang warna, baik berupa keharmonisan, pandangan, pola dan asal-usulnya menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman, arsitek dan pendesain dalam berkarya.

B.     Karakteristik Warna
Ciri-ciri khusus yang dimilki oleh masing-masing warna. Secara garis besarnya sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua golongan besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Diantara warna tersebut ada warna antara atau intermidiates. Warna yang digolongkan menjadi dua golongan besar tersebut karena adanya alas an yang didasarkan pada arti simbolisnya. Yang pertama karena keluarga warna merah sering diasosialkan dengan matahari, darah, api, dimana benda-benda tersebut memberikan kesan panas atau merangsang emosi kejiwaan. Yang termasuk golongan ini dimulai dari warna merah, jingga-kuning, mungkin sampai kuning kehijauan, dan merah keunguan. Kemudian warna-warna langit, gunung, air, pada umumnya membiru atau menghijau ini memberikan kesan sejuk atau tenang. Yang kedua jauh dari sifat yang external, warna seolah-olah menimbulkan efek langsung baik rasa panas maupun rasa sejuk pada badan kita.
Dari penampilan warna-warna secara visual, ada beberapa warna yang seolah-olah mendekati mata dan ada warna yang menjauihi mata. Efek maju mundurnya warna tersebut sangat mungkin terjadi karena panjang gelombangnya berlainan. Higeaki Chijiwa dalam bukunya “Colour Harmony” membuat klasifikasi lain dari warna-warna, dia mengambil dari karakteristiknya, yaitu
1.      Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna terletak warna-warna yang berada dari merah ke kuning.
2.      Warna sejuk : dalam lingkaran warna terletak dari hijau ke ungu melalui biru.
3.      Warna tegas :warna biru, merah, kuning, putih, hitam.
4.      Warna tua atau gelap : warna-warna tua yang mendekati warna hitam (coklat tua, biru tua, dan sebagainya)
5.      Warna muda atau terang : warna-warna yang mendekati warna putih.
6.      Warna tenggelam : semua warna yang diberi campuran warna abu-abu.
Karakteristik warna perlu dijadikan pertimbangan dalam aplikasi warna agar mencapai tujuan yang diinginkan oleh seniman atau pendesain.

  1. Pengelompokkan Warna
1.         Warna primer
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah:
a.    Warna merah
b.    Warna biru
c.    Warna kuning
Ini kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tertier. Akan tetapi secara teknis warna merah, kuning, dan biru sebenarnya bukan warna pigmen primer. Tiga warna pigmen primer adalah magenta,  kuning, dan cyan. Oleh karena itu apabila menyebut warna merah,  kuning, biru sebagai warna pigmen primer, maka merah adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan magenta, sedangkan biru adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan cyan. Biru dan hijau adalah warna sekunder dalam pigmen, tetapi merupakan warna primer dalam cahaya bersama dengan merah.
Menurut landasan biologis, pada dasarnya warna primer adalah bukan milik cahaya, tapi lebih merupakan konsep biologis yang didasarkan pada respon fisiologis mata manusia terhadap cahaya. Secara fundamental, cahaya adalah spektrum berkesinambungan dari panjang gelombang yang berarti bahwa terdapat jumlah warna yang tak terhingga. Akan tetapi, mata manusia normalnya hanya memiliki tiga jenis alat penerima/reseptor yang disebut dengan sel kerucut (yang berada di retina). Ini yang merespon panjang gelombang cahaya tertentu. Manusia serta spesies lain yang memiliki tiga macam reseptor warna disebut makhluk trichromat. Spesies yang dikenal sebagai tetrachromat, dengan empat reseptor warna menggunakan empat warna primer. Manusia hanya dapat melihat sampai dengan 400 nanometer, warna violet, sedangkan makhluk tetrachromat dapat melihat warna ultraviolet sampai dengan 300 nanometer, warna primer keempat ini kemungkinan bertempat di panjang gelombang yang lebih rendah dan kemungkinan adalah warna magenta spektral murni lebih dari sekedar magenta yang kita lihat sebagai campuran dari merah dan biru. Banyak dari jenis burung dan binatang marsupial merupakan makhluk tetrachromat
Ø  Warna primer additive
Alat/media yang menggabungkan pancaran cahaya untuk menciptakan sensasi warna menggunakan sistem warna additif. Televisi adalah yang paling umum. Warna primer additif adalah merah, hijau dan biru. Campuran warna cahaya merah dan hijau, menghasilkan nuansa warna kuning atau orange. Campuran hijau dan biru menghasilkan nuansa cyan, sedangkan campuran merah dan biru menhasilkan nuansa ungu dan magenta. Campuran dengan proporsi seimbang dari warna additif primer menghasilkan nuansa warna kelabu; jika ketiga warna ini disaturasikan penuh, maka hasilnya adalah warna putih. Ruang warna/model warna yang dihasilkan disebut dengan RGB (red, green, blue). RGB didapatkan dari mengurai cahaya.
Ø  Warna primer subtraktif
Media yang menggunakan pantulan cahaya untuk untuk menghasilkan warna memakai metode campuran warna subtraktif. Merah, Kuning, Biru / RYB (red, yellow, blue) merupakan rangkaian sejarah dari warna primer subtraktif. Khususnya digunakan dalam seni rupa (seni lukis). Ruang warna RYB membentuk triad warna primer dalam sebuah lingkaran warna standar,  juga warna sekunder yaitu violet, orange/jingga dan hijau. Triad warna tersusun dari 3 warna yang ekuidistan (berjarak sama) dalam sebuah lingkaran warna.
2.         Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
3.         Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.
4.         Warna netral
Merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
5.         Warna panas dan dingin
Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara earna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau. Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika warnawarna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat sedang.





D.    Psikologi Warna
Warna berfungsi untuk memberikan vibrasi tertentu di dalam suatu desain. Begitu hebatnya kekuatan warna, sehingga bisa memberikan efek psikologis kepada semua orang yang melihatnya. Di dalam terapi kesehatan, warna tertentu di gunakan untuk membantu pasien menjadi lebih cepat sembuh. Kali ini kita akan membahas tentang psikologi warna di dalam mendisain pesan.

1.         Warna merah
Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya di gunakan untuk memberikan efek psikologi panas, berani, marah, dan berteriak. Beberapa studi juga mengindentifikasi merah sebagai warna yang sexy. Di dalam desain, kita bisa menggunakan warna merah sebagai aksen karena sifatnya yang kuat. Misalnya, foto hitam putih di berikan aksen warna merah sedikit saja sudah bisa membuat foto tersebut menjadi terlihat berbeda. Warna merah Juga melambangkan produktifitas dan keberanian Warna yang secara instan dapat mendorong makin cepatnya denyut nadi, menaikkan tekanan darah dan mempercepat pernafasan.

2.         Warna hijau
Hijau adalah warna yang tenang karena biasanya di kaitkan dengan lingkungan dan alam. Di dalam desain, kita bisa menggunakan warna hijau untuk memberikan kesan segar. Dan dengan mudah kita bisa memberikan nuansa membumi dengan kombinasi warna hijau dan coklat gelap. Kalau warna merah di atas bisa di ibaratkan sebagai musik rock dengan hentakan keras dan cepat, maka warna hijau bisa di ibaratkan sebagai musik klasik atau musik-musik meditasi.

3.         Warna biru
Biru adalah warna favorit para pria dan termasuk warna yang dingin. Kalau di dunia desain, biru sering di sebut “warna corporate” karena hampir semua perusahaan menggunakan warna biru sebagai warna utamanya. Tidak heran memang, karena biru merupakan warna yang termasuk tenang  dan bersifat penyendiri. Efek lain warna biru adalah sering di anggap sebagai warna yang sedih (langit biru di malam hari). Biru juga bisa di pakai untuk menurunkan nafsu makan, karena berkonotasi dengan racun. Tapi jangan salah, warna biru juga melambangkan kekuatan selain warna merah. Secara keseluruhan warna ini melambangkan kepercayaan,  konservatif, keamanan, tehnologi, kebersihan, dan keteraturan. Warna biru tua melambangkan perasaan yang mendalam. Sifatnya,  konsentrasi,  kooperatif, cerdas, perasa, integratif. Banyak digunakan sebagai warna pada logo Bank di Amerika Serikat untuk memberikan kesan kepercayaan.

4.         Warna kuning
Kuning adalah warna yang ceria, menyenangkan dan sedikit melompat-lompat. Tidak heran warna kuning identik dengan mainan anak-anak. Kuning juga biasanya di gunakan untuk mendapatkan perhatian dari orang yang melihat desain kita. Karena begitu kuatnya warna kuning ini, seringkali di gunakan untuk mendapatkan perhatian orang. Rambu lalu lintas yang memberikan tanda bahaya semua di dominasi warna kuning atau merah (yang masih satu garis keturunan).

5.         Warna ungu
Ungu adalah warna yang memberikan kesan spiritual, kekayaan, dan kebijaksanaan. Ungu juga warna yang unik karena sangat jarang kita lihat di alam. Dengan menggunakan warna ungu kita bisa memberikan kesan unik pada desain kita, baik kita menggunakan secara dominan atau hanya sebagai aksen saja. Kelemahannya adalah sangat susah di padukan dengan warna lain, kita harus ekstra memikirkan warna yang cocok bersanding dengan warna ungu.

6.         Warna coklat
Coklat adalah warna bumi, memberikan kesan hangat, nyaman dan aman. Namun selain itu, coklat juga memberikan kesan ’sophisticated’ karena dekat dengan warna emas. Bisa di bayangkan kesan mahal desain dengan kombinasi warna hitam dan coklat muda. Coklat juga bisa memberikan nuansa dapat diandalkan dan kuat.

7.         Warna oranye
Oranye adalah hasil peleburan merah dan kuning, sehingga efek yang di hasilkan masih tetap sama yaitu kuat dan hangat. Warna ini sering di gunakan pada tombol website yang penting, seperti buy now, register now dan lainnya yang sejenis. Dari sisi psikologis sebenarnya warna oranye memberikan kesan tidak nyaman dan sedikit gaduh. Mungkin karena sebab itulah warna ini paling banyak di pakai untuk menarik perhatian orang.

8.         Warna merah muda
Merah muda adalah warna yang feminine. Kalau menggunakan warna ini pasti kamu berurusan dengan sesuatu yang bersifat kewanitaan. Efek cinta romantis juga bisa timbul dari warna merah muda ini. Agak sedikit berbeda dengan warna merah yang lebih menggambarkan gairah yang berani. Tetapi banyak juga desainer yang berani menggunakan warna merah muda ini dengan terang-terangan. Misalnya dengan kombinasi hitam dan merah muda sebuah desain bisa menjadi terlihat unik.

9.         Warna putih
Putih adalah warna yang murni tidak ada campuran apapun. Makanya sering di anggap sebagai warna yang menimbulkan efek suci dan bersih. Ketika kita ingin membuat desain yang simple dan minimalis, menggunakan warna putih adalah langkah yang tepat (walaupun bukan cara satu-satunya). Warna putih juga  memberikan kesan steril karena banyak digunakan di rumah sakit. Di Amerika, Putih melambangkan perkawinan (gaun pengantin berwarna putih), tapi di banyak budaya Timur (terutama India dan Cina), warna Putih melambangkan kematian.

10.     Warna hitam
Hitam adalah warna yang gelap, suram, menakutkan tetapi elegan. Saya merasa elemen apapun jika di taruh di atas background hitam akan terasa lebih bagus (misalnya, pada waktu menampilkan foto, portfolio atau produk).
Kombinasi warna yang tepat dapat memberikan karakter dan vibrasi pada suatu desain. Warna juga bisa di gunakan untuk mendapatkan perhatian orang yang melihat desain kita dan pada akhirnya mengerti pesan yang kita sampaikan melalui visual secara keseluruhan.


E.     Aplikasi Teori Warna
Selama ini yang kita tahu mengaplikasikan warna dalam mendesain sebuah desain pembelajaran itu kita tak memperhatikan bagaimana komposisi yang baik . Oleh karena itu aplikasi warna yang baik dalam mendesain suatu presentasi maksimal menggunakan tiga campuran warna , karena jika kita menggunakan lebih dari tiga warna nantinya akan mengganggu fokus dan mengganggu sajian materi. Lalu aturan yang selanjutnya, jika dalam mendesain suatu presentasi kita menggunakan latar yang terang, maka tulisan atau teksnya lebih baik menggunakan warna yang gelap, lalu gunakan huruf yang memilki  karakter jelas dan tegas, hindari karakter atau jenis huruf dekoratif.
Lalu pengaplikasian teori warna tidak hanya digunakan didalam membuat presentasi tetapi juga bisa diaplikasikan dalam membuat buku dongeng untuk anak-anak. Buku dongeng dibuat untuk melatih anak-anak dalam belajar mengingat sesuatu, dan biasanya anak-anak mengingat sesuatu tersebut berdasarkan warnanya. Tetapi sekarang warna didalam buku dongeng tersebut tidak memperhatikan campuran warna yang tepat untuk anak-anak, sehingga anak-anak kesulitan dalam mencerna gambar dan warnanya. Seharusnya warna yang digunakan tidak boleh terlalu banyak karena akan mengganggu penglihatan, tetapi warna yang mencolok juga dibutuhkan untuk menarik perhatian, jika memilih warna, maka warna tersebut harus memiliki kedekatan. Lalu jika menaruh obyek dalam buku dongeng jangan terlalu banyak, sehingga anak mudah memahami dan mudah mengingat cerita dalam buku dongeng tersebut.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pemilihan warna dan kombinasi warna sangat berpengaruh terhadap proses desain, karena konsumen desain memiliki perbedaan umur dan yang pasti perbedaan selera pada warna.


B.     Sarana
Para pendisain pembelajaran sebaiknya lebih memperhatikan warna supaya pembelajaran tidaj membosankan dan sesuai dengan pebelajarnya.




DAFTAR PUSTAKA

Sulasmi Darmaprawira. (2002). Warna. Bandung:ITB.
diakses pada tanggal 19 April 2011, pukul 20.00 WIB
diakses pada tanggal 19 April 2011, pukul 20.14 WIB
diakses pada tanggal 19 April 2011, pukul 20.34 WIB
diakses pada tanggal 19 April 2011, pukul 20.44 WIB
diakses pada tanggal 20 April 2011, pukul 19.13 WIB
diakses pada tanggal 20 April 2011, pukul 19.30 WIB
diakses pada tanggal 20 April 2011, pukul 20.01 WIB
diakses pada tanggal 20 April 2011, pukul 20.14 WIB
diakses pada tanggal 20 April 2011, pukul 20.36 WIB
diakses pada tanggal 20 April 2011, pukul 20.46 WIB



0 komentar:

Posting Komentar